loading...
Sekarang, Jono menjadi seorang guru sekaligus motivator yang mengedukasi semua orang tentang Sindrom Treacher Collins.
Foto : lifebuzz.com
Kita semua tahu bahwa keluarga adalah tempat berlindung dari segala
macam bahaya yang mengancam. Dalam dekapan orangtua kita bisa merasakan
ketenangan, rasa aman, dan hangatnya kasih sayang.
Tapi, bagaimana jika orang tua tega membuang anaknya gara-gara mereka
tak bisa menerima kekurangannya? Sulit memang membayangkan hal tersebut,
tapi inilah kisah tragis yang dialami oleh pemuda asal Inggris, Jono
Lancaster.
Segera setelah dilahirkan, orangtua Jono menolak untuk merawatnya karena
dia dianggap memiliki paras yang buruk rupa. Ya, Jono menderita Sindrom
Treacher Collins, sebuah kelainan genetik langka yang membuat tulang
wajahnya tak berkembang secara sempurna.
Tapi, Kita Muda salut banget dengan Jono yang berhasil melalui semua
ini. Bahkan Jono mampu menginspirasi penderita Sindrom Treacher Collins
lainnya untuk terus bangkit. Penasaran bagaimana Jono bisa bangkit dan
menginspirasi banyak orang?
Sudah lebih dari 30 tahun Jono hidup dengan kelainan genetik langka
Sindrom Treacher Collins. Banyak hal telah dilalui olehnya dalam rentang
waktu tersebut.
Penyakit ini membuat Jono memiliki mata yang miring ke bawah, telinga
yang kecil dan tak normal, dan terdapat lubang di bawah kelopak mata.
Orangtuanya menolak untuk merawat dan tega menelantarkan Jono sehari setelah dirinya dilahirkan.via:
Meskipun dibuang, Jono luar biasa beruntung. Umumnya, orang dengan
penyakit ini harus melewati 80 kali operasi terpisah sepanjang hidup
mereka untuk mendapatkan bentuk wajah yang nyaman.
Tak hanya itu, banyak orang baik di luar sana yang mau peduli padanya.
Salah satunya Jane Lancaster yang kemudian mengadopsi Jono. Berkat Jane,
Jono bisa merasakan kehidupan yang layak dan normal.
Ya, walaupun sangat sulit baginya untuk benar-benar hidup normal seperti anak-anak pada umumnya.
Jono pun mengalami masa-masa sulit di sekolah. Teman-temannya selalu
membuang muka ketika berpapasan. Bahkan, ada yang takut tertular
penyakit serupa jika berada di dekatnya.
Karena tak ingin membuat Jane bersedih, Jono berusaha untuk sabar dan
bertahan. Namun tak berlangsung lama karena dirinya memutuskan untuk
memberontak saat remaja.
Menyadari bahwa memberontak atau marah terhadap kondisinya tak akan merubah apa pun, Jono berusaha untuk memperbaiki hidupnya.
Dia sempat bekerja di sebuah bar, tapi tak berlangsung lama. Setelah
meraih gelar diploma di bidang olahraga, Jono melamar menjadi instruktur
fitness. Pekerjaan ini membuat Jono semakin percaya diri. Tak hanya
itu, dia juga bertemu dengan Laura Richardson yang kemudian menjadi
istrinya.
Sekarang, Jono menjadi seorang guru sekaligus motivator yang mengedukasi
semua orang tentang Sindrom Treacher Collins. Jono tak segan
berkeliling ke banyak negara untuk menginspirasi mereka yang memiliki
kondisi serupa.
Bersama organisasi Love Me, Love My Face Foundation, Jono berhasil
mengumpulkan banyak dana untuk membantu mereka yang terkena Sindrom
Treacher Collins.
Jono pun diundang untuk wawancara khusus dengan BBC, lho! Keren, kan?!
Saya ingin anak-anak seperti saya bisa tetap percaya diri. Semua hal
bisa mereka capai meskipun dengan kondisi yang tak sempurna, itu yang
ingin saya tekankan.
Tak ada seorang pun atau apa pun yang bisa menghalangimu untuk sukses atau meraih cita-cita. Setuju kan, Kawan Muda?